Biblical Counseling

BIBLICAL WORLD VIEW FOR CHRISTIAN FAMILY

–Cara Pandang Alkitabiah Bagi Keluarga Kristen —

–Refleksi buku–

Dalam dunia yang semakin memusuhi iman, bagaimana orang tua Kristen dapat membesarkan anak-anak yang mengasihi dan mengikut Tuhan?

Buku “Family Driven Faith,” karya Baucham Jr. membahas pertanyaan krusial ini. Baucham memakai pendekatan konvensional dalam mengasuh anak dan menyajikan visi pemuridan yang berpusat pada keluarga.

Tema-tema utama dari buku ini meliputi:

– Pentingnya keluarga dalam rencana Allah: Baucham berpendapat bahwa keluarga bukan hanya tempat di mana anak-anak dibesarkan, tetapi juga merupakan konteks pembentukan rohani mereka. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk iman anak-anak mereka.

– Cara pandang yang alkitabiah: Baucham menekankan pentingnya mengajarkan kepada anak-anak cara pandang dunia yang alkitabiah, didasarkan pada kebenaran Allah dan membentuk pemahaman mereka tentang semua aspek kehidupan.

– Peran pemuridan: Baucham mendorong para orang tua untuk memandang pengasuhan anak sebagai suatu bentuk pemuridan, secara aktif membimbing dan memperlengkapi anak-anak mereka untuk mengikut Kristus.

Pada Bab 1. Baucham menerangkan tentang pentingnya cara pandang alkitabiah mengenai keluarga. Ini ia lakukan karena ia menemukan banyak cara pandang yang salah dalam komunitas kristen mengenai pernikahan dan keluarga. Ia memberi contoh tentang 2 budaya dipengaruhi cara pandang dunia yang salah tentang keluarga, yaitu:

Pertama, Anti-Marriage Culture.

Budaya anti menikah. Baucham mengutip pernyataan Mohler: “Dosa yang saya pikir menimpa generasi ini . . . adalah dosa menunda pernikahan sebagai pilihan gaya hidup…” Menunda pernikahan ‘sebagai gaya hidup.’ Mereka merasa pasangan akan mengganggu mereka mencapai tujuan dan cita-cita, menghalangi kesenangan untuk bisa menikmati hidup dan menurunkan kualitas hidup. Sebab dunia pernikahan penuh pergumulan. Jangan menikah sampai kamu siap–Mereka dengan sengaja menjauhi nasihat Alkitab: Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN. (Ams. 18:22 ITB).

Kedua, Anti-Child Culture

Budaya tidak mau punya anak. Mau menikah tetapi tidak usah atau nanti saja punya anak. Sebab anak menghalangi pasangan menikmati kesenangan seperti traveling ke Afrika, atau menghambat karir, dll. Mereka tidak memahami arti fatherhood dan motherhood secara benar. Skularisasi dan liberalisasi membuat mereka kehilangan tuntunan hidup.

Dalam Bab 1, Baucham membahas tentang pentingnya keluarga membangun cara pandang alkitabiah dalam pengasuhan mereka. Supaya anak-anak kelak ketika bertumbuh dewasa memiliki guiding beliefs yang alkitabiah. Buku ini sangat bagus… saya tidak bisa merangkumkan semua konsep dasarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *