JALANLAH BERSAMAKU AYAH
The Wisdom of Biblical Parenting
Tantangan pengasuhan Kristen semakin besar. Di luar sana, perkembangan IT sangat cepat dan tidak mungkin dihentikan. Ini berkat sekalugus tantangan. Belum lagi banyaknya orang tua yang terbawa trend jaman, mereka menyerahkan anaknya kepada berbegai berhala dunia. Ditambah banyaknya orang tua yang immature (kurang matang), mereka sulit menjadi model bagi anaknya dalam berbagai hal; apalagi hal rohani. Ini menjadikan pengasuhan anak sebagai sebuah tantangan yang makin berat.



Dalam tulisan ini kita hanya membahas kehadiran orang tua dalam hidup seorang anak. Riset yang dilakukan oleh Uri Bronfenbrenner, dari Cornell University. Ia menemukan bahwa seorang ayah dalam sehari melakukan interaksi melalui percakapan dengan anak selama 12-15 menit saja. Ia juga mencoba mengungkap lebih jauh lagi tentang pembicaraan antara ayah dan balitanya dengan menempelkan mikrofon pada baju anak. Hasilnya cukup mengejutkan, ternyata waktu yang digunakan hanya sekitar 37 detik setiap harinya. Frekuensi terjadinya interaksi hanyalah 2,7 kali, sehingga dapat dikatakan setiap interaksi hanya sekitar 10 hingga 15 detik.
Terlepas apakah angka-angka itu memang valid; namun kita menemukan fakta bahwa kehadiran ayah sangat jarang terjadi dalam kehidupan anak. Itu sebabnya, Indonesia menjadi salah satu fatherless country yang cukup tinggi.
Jalanlah bersamaku ayah…
adalah seruan anak-anak bagi para ayah, supaya di setiap fase pertumbuhan ayah hadir dalam hidup anak-anak mereka memberi parental support melalui empati, affirmasi dan kasih yang tulus. Tujuannya sederhana, membangun konsep mental tentang TUHAN dalam hati mereka. Sehingga pada usia tertentu ketika tiba saatnya kita memperkenalkan Yesus sebagai TUHAN mereka sudah memiliki gambaran yang benar dan mereka mengenal TUHAN sang pemilik hidupnya.
Jalanlah bersamaku ayah…