ANUGERAH ALLAH & KEBERDOSAAN PASUTRI
–Peperangan yang sesungguhnya–
Ada satu hal yang perlu dipahami para pasutri ketika mereka berhadapan dengan konflik. Mereka berpikir bahwa konflik bersumber dari diri pasangannya; ada yang perlu diubah dalam diri pasangan. Mereka tidak menyadari bahwa peperangan yang sesungguhnya terjadi di dalam diri sendiri. Setiap konflik dengan pasangan bersumber dari konflik dalam diri—keberhasilan seseorang memenangkan peperangan dalam diri akan mengakibatkan perubahan pada masing-masing pasangan; dan ini adalah awal dari perjalanan menyenangkan pasutri.
2 Korintus 5: 14-15 berkata: “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” Paulus meringkas dampak dosa bagi manusia: mementingkan diri sendiri. Dosa membuat kita tersinggung atas kesalahan orang terhadap kita; dosa membuat kita sangat peduli dan konsen pada kesalahan orang lain. Dosa membuat kita memimpikan mimpi yang egois dan merencanakan rencana mementingkan diri.
Apa artinya? Dosa pada dasarnya bersifat antisosial. Kita tidak benar-benar punya waktu untuk mencintai pasangan kita dengan kasih yang murni; kita terlalu sibuk mencintai diri kita sendiri. Apa yang sebenarnya kita inginkan adalah agar pasangan kita mencintai kita sama seperti kita mencintai diri kita sendiri, dan jika pasangan kita bersedia melakukan itu, hubungan kita akan indah. Dosa membuat kita cenderung merendahkan pasangan kita; ia tidak lagi menjadi objek kasih sayang. Sebaliknya, kita menjadikan pasangan kita sebagai kendaraan untuk membantu kita mendapatkan apa yang kita inginkan atau hambatan dari yang kita inginkan. Ketika pasangan Anda memenuhi tuntutan keinginan, kebutuhan, dan perasaan Anda, Anda bersemangat dan memperlakukannya dengan kasih sayang. Tetapi ketika dia menjadi hambatan dari kemauan kita; kasih itu menjadi pudar.
Coba kita pikirkan tentang apa yang menjadi penyebab kemarahan Anda kepada pasangan selama sebulan terakhir… Apa yang dilanggar pasangan Saudara sehingga Saudara marah? Apakah dia melanggar ‘kemauan, harapan, keinginan, impian Saudara’ atau karena dia melanggar hukum-hukum Kerajaan Allah? Sejujurnya, kita marah kepada pasangan, sebagian besar penyebabnya adalah dia (pasangan Saudara) tidak memenuhi apa yang Saudara inginkan!! Bukankah terdengar egois?
Tetapi kasih karunia Allah dimaksudkan untuk memerdekanan Saudara. Kasih karunia-Nya bertujuan untuk menyingkapkan dan membebaskan Saudara dari perbudakan diri sendiri. Anugerah Allah bertujuan membawa kita kepada akhir diri kita-kerajaan kita kepada Kerajaan Allah. Hanya oleh anugerah itu, kita akan benar-benar merdeka dari perbudakan diri sendiri—lalu menikmati makna, tujuan dan ketenangan batin di dalam Dia. Untuk alasan itu DIA mempertemukan Saudara dengan pasangan Saudara yang tidak sempurna, rapuh, rentan dan cacat—di tengan hubungan dan dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ini.
Jika kasih Kristus menguasaimu—maka kasih akan diri sudah mati. Jika kasih Kristus menguasai pasutri—maka mereka berdua akan bisa saling mengasihi dengan jujur, tulus dan tanpa syarat.
–Salam rubah kecil–